Let’s Read merupakan platform yang menyajikan cerita bergambar yang diperuntukkan untuk anak. Terdapat banyak sekali bacaan disana dan semuanya tersedia dalam ragam bahasa, mulai dari bahasa daerah hingga bahasa internasional. Dengan mempertimbangkan ragam manfaat untuk anak, eksistensi Let’s Read kemudian menjadi wajib untuk kita apresiasi. Terkhusus untuk para orang tua yang telah lama mendambakan platform pendidikan dan hiburan yang bermutu dan mendidik untuk anak-anak, perkenalkan, Let’s Read.
Memperkenalkan Literasi kepada Anak
Berdasarkan penelitian, Indonesia adalah negara yang masyarakatnya dicap sebagai masyarakat yang kurang tertarik dengan aktivitas membaca. Hingga saat ini, membaca masih diidentikkan dengan kesan ‘kurang keren’ dan ‘kurang gaul’. Padahal, membaca merupakan jendela dunia - demikian kata orang bijak tentang membaca.
Disini, bersama-sama kita akan memutus ‘trend’ malas membaca seperti yang mereka katakan. Jangan biarkan anak-anak kita semua menjadi penerus penyandang predikat “minim literasi”. Bersama-sama kita akan buktikan bahwa masyarakat Indonesia 10 hingga 20 tahun kelak sangatlah berbeda dengan masyarakat Indonesia sebelum-sebelumnya yang mereka cap dengan predikat “kurang literasi”.
Baca-tulis merupakan kegiatan yang seharusnya ‘keren’. Betapa tidak, mayoritas ilmu terdapat didalam bacaan. Seorang guru, setinggi apapun ilmunya dan sehebat apapun dia, tidak akan mampu untuk memberi ceramah 1x24 jam. Waktu yang sang guru miliki dalam sehari-semalam tidaklah mungkin untuk ia habiskan untuk mengajar. Olehnya, tidak ada pilihan lain selain mengais ilmu dan pengetahuan melalui kegiatan membaca mandiri.
Untuk merealisasikan ini, dibutuhkan sebuah pola yang konsisten - yakni pola yang sebaiknya dilakukan sejak usia dini. Ini adalah kesempatan emas untuk para orang tua untuk memutus mata rantai “malas membaca” - yakni dengan memperkenalkan dan membiasakan anak dengan literasi agar mereka tumbuh menjadi sosok yang haus akan ilmu dan pengetahuan. Sekali lagi, demi anak-anak Anda dan demi masa depan mereka kelak, perkenalkan dan biasakanlah anak-anak Anda untuk membaca - kegiatan yang Anda telah tahu manfaatnya.
Salah satu cara jitu memperkenalkan literasi kepada anak adalah dengan menyuguhkan mereka bacaan yang tidak membosankan - cerita bergambar adalah salah satunya. Dari sekian banyak pendekatan dan metode, mengapa Anda harus mempertimbangkan cerita bergambar?
Marjanovič-Umek, dkk. (2012) menjelaskan bahwa periode antara usia tiga dan enam tahun adalah rentang usia yang krusial untuk perkembangan mendongeng anak-anak. Hasil penelitian tersebut juga mengisyaratkan perlunya peran pro-aktif orang tua didalam pemenuhan pendidikan untuk anak yang salah satunya bisa dilakukan dengan cara membacakan cerita bergambar kepada anak secara rutin.
Penelitian diatas menegaskan pentingnya keterlibatan orang tua dalam tumbuh kembang anak. Terkhusus untuk masalah kognitif mereka, mulailah dengan memperkenalkan cerita bergambar. Berikut beberapa manfaat cerita bergambar menurut penelitian.
Sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan di Inggris oleh Bamkin, dkk. (2013) menjelaskan bahwa pembacaan cerita kepada anak dapat meningkatkan pengetahuan umum, pengetahuan bahasa, serta kemampuan literasi anak. Pernyataan senada diungkapkan oleh Roopnarine & Yildrim (2018) bahwa membaca buku dan bercerita kepada anak berdampak signifikan terhadap kemampuan literasi anak.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan di Swedia oleh Hedemark (2017) menjelaskan bahwa anak-anak sangat antusias dalam pembelajaran melalui mendongeng. Hasil penelitian ini seharusnya menjadi “tamparan” keras kepada para orang tua. Bukanlah fasilitas mewah dan teknologi canggih yang anak-anak kita butuhkan, melainkan kasih sayang yang dapat dimanifestasikan melalui interaksi dengan membacakan cerita bergambar kepada mereka
Sarana Belajar Bahasa
Let’s Read hadir dengan banyak sekali konten dengan pilihan bahasa yang variatif - mulai dari bahasa daerah hingga bahasa internasional. Selain dapat dimanfaatkan untuk merangsang dan memaksimalkan kemampuan literasi anak, para orang tua juga dapat menjadikan konten-konten Let’s Read sebagai sarana belajar bahasa untuk anak.
Telah kita ketahui bersama bahwa bahasa adalah salah satu skill penting yang banyak tidak diperhitungkan oleh para orang tua dewasa ini. Kemampuan menggunakan banyak bahasa jelas akan sangat menguntungkan kehidupan anak kelak. Selain agar mereka dapat mendapatkan banyak input pengetahuan - dengan asumsi “semakin banyak bahasa yang mereka kuasai maka semakin banyak pula literatur yang dapat mereka baca” - anak juga dapat memperbesar potensi kesuksesan mereka kelak.
Bahasa adalah media komunikasi yang dianjurkan oleh para ahli untuk diajarkan sedini mungkin. Sebelum terjadi fossilisation (keadaan dimana organ tubuh yang berkaitan dengan produksi bahasa telah memfosil sehingga kurang mampu untuk mengujarkan kata/ekspresi selain dari bahasa ibu (mother tongue)), anak sebaiknya diperkenalkan dengan ragam bahasa - bahasa daerah dan bahasa asing.
Potensi tersebut tentu sangat memungkinkan untuk dilakukan melalui Let’s Read. Caranya, cukup dengan mengakses laman web Let’s Read atau dengan mengakses melalui aplikasi Let’s Read, kemudian akses konten yang diinginkan dengan pertama-tama memilih bahasa Indonesia lalu kemudian dilanjutkan dengan bahasa Inggris atau bahasa daerah. Anda para orang tua tentu akan sangat dimudahkan karena Anda tidak perlu repot-repot lagi menerjemahkan cerita yang anak Anda sukai kedalam bahasa daerah atau bahasa Inggris.
Bebas Kontaminasi Hiburan Liar
Dewasa ini, mayoritas platform hiburan digital dapat dikatakan tidak ramah anak-anak. Bahkan platform penyedia video yang Anda kenal sekalipun gagal dalam memfilter konten dan iklan didalamnya. Betapa tidak, banyak dari para kreator konten yang berlomba-lomba untuk mendapatkan sebanyak mungkin penonton (viewers) tanpa mempertimbangkan aspek kesesuaian konten dengan
Aspek yang sering tidak terfilter dalam hiburan digital sekarang adalah penggunaan bahasa yang kasar dan tidak sesuai. Tidak percaya? Saksikan saja penyedia video yang membahas tentang gim (game) yang digandrungi anak-anak dan perhatikan penggunaan bahasa kreator konten tersebut. Jangan kaget jika akan mendengarkan umpatan-umpatan yang tidak ramah ditelinga anak-anak.
Penuhi Hak Anak akan Pendidikan dan Hiburan yang Layak
Menurut sebuah jurnal internasional, dijelaskan bahwa semua dari anak-anak kita saat ini dapat disebut sebagai kaum “digital natives” - yakni golongan orang yang telah dikelilingi teknologi sebelum mereka lahir. Olehnya, terdapat kecenderungan untuk mengakses ragam teknologi yang sebenarnya belum waktunya untuk mereka gunakan. Dampak positifnya adalah anak dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Namun perlu diingat bahwa fakta tersebut turut mengandung dampak negatif - yakni kemungkinan anak menerima input-input yang tidak atau kurang layak (seperti umpatan, dan lain sebagainya).
Pertanyaan selanjutnya tentu dimulai dengan kata tanya “bagaimana???”. Berikut metode yang dapat Anda coba.
Mempopulerkan Kembali Cerita Bergambar
Pada poin ini, Englinesian akan memperkenalkan cara membuat cerita bergambar menjadi lebih hidup.
Sekira tiga dekade silam, cerita bergambar sempat sangat populer. Englinesian bahkan masih bisa mengingat dengan jelas ketika sosok ibunda membacakan cerita bergambar untuk Englinesian sebelum tidur. Diakhir cerita, selalu ada pesan-pesan moral yang disampaikan ibunda berkaitan dengan tema cerita yang dibacakan. Berdasarkan pandangan subjektif Englinesian, zaman itu adalah “zaman emas” untuk anak-anak. Dahulu, kami hidup tanpa kontaminasi hiburan liar yang tak terkendali seperti sekarang ini. Kehidupan kami dahulu bebas dari konten yang ramain umpatan dan konten bermuatan negatif.
Let’s Read nampaknya hendak kembali mempopulerkan cerita bergambar yang dahulu sangat populer. Tentu saja, hal ini merupakan sebuah berita baik dan menggembirakan. Let’s Read hadir ibarat air di padang pasir. Ia datang untuk menghilangkan dahaga anak-anak yang haus akan pendidikan dan hiburan melalui bacaan bergambar. Para orang tua wajib menyambut baik ide ini.
Untuk memulai rencana positif ini, pertama-tama tari dahulu perhatian anak Anda. Modal ragam cerita yang menarik dengan ilustrasi gambar sudah cukup untuk membuka pintu hati anak untuk menerima metode ini. Ini adalah pintu untuk menyisipkan pola dan kebiasaan membaca kepada anak.
Setelah berhasil melewati pintu ini, kita kemudian dapat memulai rencana kita dengan mencari waktu terbaik anak untuk menerima input - sebelum tidur adalah waktu yang sangat baik karena penelitian berkata bahwa waktu-waktu tersebut (1 jam - 30 menit sebelum tidur), otak manusia bergeser dari frekuensi beta ke alpha. Frekuensi beta sendiri merupakan waktu dimana otak sedang aktif dan terjaga sementara frekuensi alpha merupakan waktu dimana otak sedang rileks.
Saat perhatian anak tidak lagi terfokus pada apa yang akan ia lakukan selanjutnya (karena sesaat lagi ia akan beranjak tidur), sampaikan kepada anak Anda bahwa Anda memiliki sesuatu yang akan Anda berikan untuknya sebelum ia tidur. Disini, Anda sedang berusaha menarik perhatian dan antusiasme anak Anda.
Jika anak terlihat antusias, perlihatkan anak Anda pilihan cerita yang tersaji di laman depan Let’s Read. Saran Englinesian, batasilah pilihan anak Anda hingga maksimal 2 cerita saja. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga antusiasme anak dan untuk memberi efek candu kepadanya. Setelah ia memilih satu atau dua cerita, akses konten Let’s Read melalui web, unduh versi PDF dari cerita pilihan anak Anda, print masing-masing cerita sebanyak 2 rangkap - 1 rangkap untuk Anda dan satunya lagi untuk anak Anda, dan mulailah membacakan cerita kepada anak Anda sembari sang anak memperhatikan sekuel gambar yang ada di tangannya.
Setelah aktivitas malam pertama selesai, esok malamnya, tanyakan kepada anak Anda tentang cerita-cerita yang Anda bacakan malam sebelumnya lalu tanyakan padanya apakah malam ini ia masih ingin dibacakan cerita bergambar. Jika responnya positif, ini merupakan pertanda yang baik. Segera lakukan hal yang Anda lakukan pada malam sebelumnya.
Catatan penting: Peran proaktif Anda sangatlah diperlukan untuk menunjang kesuksesan aktivitas ini. Upayakan agar urusan rumah dan pekerjaan Anda telah benar-benar selesai sebelum mengajak anak mendengar cerita untuk menghindari kemungkinan terjadinya degradasi atau penurunan antusiasme anak dalam mendengar cerita.
Tangkap Layar Let’s Read versi Web |
Sekilas tentang Let’s Read
Let’s Read tersedia dalam 2 versi - versi web dan aplikasi (Android). Untuk mengakses konten, Anda cukup memilih judul cerita bergambar yang ingin Anda baca kemudian pada bagian bawah laman Anda akan menemukan dua pilihan penyajian konten - download EPUB dan download PDF. Selain itu, Anda juga dapat membaca langsung dari web atau aplikasi Let’s Read.
Menurut Englinesian, setidak-tidaknya terdapat beberapa keuntungan ganda - yakni keuntungan untuk Anda para orang tua dan keuntungan untuk anak-anak Anda - jika menjadikan Let’s Read sebagai sahabat untuk anak-anak Anda.
Sekarang, tibalah kita pada inti publikasi ini. Setelah membaca rangkaian paragraf diatas, tentu Anda penasaran dan bertanya-tanya tentang cara mengakses konten Let’s Read.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa Let’s Read tersedia dalam dua versi - Let’s Read versi web dan Let’s Read versi aplikasi.
Untuk versi web, Anda dapat mengakses konten Let’s Read dengan membuka peramban (browser) favorit Anda (mis. Safari, Google Chrome, Mozilla Firefox, dll), pada kolom URL, copy/paste atau ketikkan link “https://bit.ly/WebLR”, lalu tekan enter. Anda akan dibawa menuju laman Let’s Read dan Anda dapat mulai mengakses konten yang Anda inginkan disana.
Jika Anda lebih memilih mengakses menggunakan aplikasi (Android), silahkan unduh (download) aplikasi Let’s Read di Google Play Store jika Anda pengguna Android. Setelah menemukan aplikasinya, lakukan instalasi aplikasi dengan cara klik unduh atau download, tunggu proses pengunduhan (download) dan pemasangan aplikasi hingga selesai, buka aplikasinya, Andapun dapat mulai mengakses seluruh konten didalamnya.
Instalasi Aplikasi Let's Read Indonesia di Google Play Store |
Setelah beberapa saat mencoba menjelajahi fitur-fitur dan konten-konten Let’s Read, Englinesian menganggap Let’s Read telah sangat impresif. Namun, satu masukan yang mudah-mudahan dapat segera direalisasikan oleh tim Let’s Read hanyalah ketersediaan aplikasi untuk iOS saja mengingat gawai berbasis iOS banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Untuk konten dan fitur, Let’s Read layak untuk mendapatkan 5 bintang.
Referensi Jurnal
- Åse Hedemark. 2017. Telling Tales. An Observational Study of Storytelling for Children in Swedish Public Libraries. New Review of Children’s Literature and Librarianship, Volume 23 Issue 2. DOI: https://doi.org/10.1080/13614541.2017.1367574
- Jaipaul L. Roopnarine & Elif Dede Yildirim. 2018. Paternal and maternal engagement in play, storytelling, and reading in five Caribbean countries: associations with preschoolers’ literacy skills. Journal of Play, Volume 7 Issue 2. DOI: https://doi.org/10.1080/21594937.2018.1496000
- Ljubica Marjanovič-Umek, Urška Fekonja-Peklaj & Anja Podlesek. 2012. Parental influence on the development of children's storytelling. European Early Childhood Education Research Journal, Volume 20 Issue 3. DOI: https://doi.org/10.1080/1350293X.2012.704760
- Marianne Bamkin, Anne Goulding & Sally Maynard. 2013. The Children Sat and Listened: Storytelling on Children's Mobile Libraries. New Review of Children’s Literature and Librarianship, Volume 19 Issue 1. DOI: https://doi.org/10.1080/13614541.2013.755023